Apa saja hal yang sebaiknya tidak dilakukan wanita di media sosial? Simak selengkapnya.
Seiring dengan terus meningkatnya jumlah pengguna media sosial, semakin
banyak pula hal-hal yang menimbulkan keresahan beberapa pihak sehingga
memunculkan berbagai larangan. Dan kaum wanita sebagai bagian dari para
pengguna media sosial, adalah makhluk yang kerap menjadi objek larangan
tersebut.
Ingin tahu apa saja larangan yang ditujukan bagi wanita dalam hubungannya dengan keaktifannya di media sosial? Ini dia!:
1.Jangan menggunakan foto wajah sendiri sebagai profil
Wanita adalah makhluk ciptaan Allah dengan fisik yang mampu menimbulkan
daya tarik. Jadi, meski hanya dalam bentuk foto profil sekalipun,
wanita tetap berpeluang untuk terlihat menarik. Apalagi, dengan kemajuan
teknologi yang memudahkan untuk menyunting foto menjadi lebih bagus
dari aslinya, semakin banyak pula profil media sosial yang menampilkan
wajah pemiliknya dalam penampilan terbaiknya.
Lantas, benarkah wanita dilarang untuk menggunakan foto wajahnya sendiri sebagai profil akun media sosialnya?
Diriwayatkan dari ‘Aisyah radhiallahu‘anha, beliau berkata,
أَنَّ أَسْمَاءَ بِنْتَ أَبِي بَكْرٍ دَخَلَتْ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَيْهَا ثِيَابٌ رِقَاقٌ فَأَعْرَضَ
عَنْهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَالَ يَا
أَسْمَاءُ إِنَّ الْمَرْأَةَ إِذَا بَلَغَتِ الْمَحِيضَ لَمْ تَصْلُحْ أَنْ
يُرَى مِنْهَا إِلَّا هَذَا وَهَذَا وَأَشَارَ إِلَى وَجْهِهِ وَكَفَّيْهِ
Asma’ binti Abu Bakar pernah menemui Rasulullah shallallahu‘alaihi
wasallam dengan memakai pakaian yang tipis. Maka Rasulullah
shallallahu‘alaihi wasallam pun berpaling darinya dan bersabda, “wahai
Asma’, sesungguhnya seorang wanita itu jika sudah haidh (sudah baligh),
tidak boleh terlihat dari dirinya kecuali ini dan ini”, beliau menunjuk
wajahnya dan kedua telapak tangannya. (HR. Abu Daud 4140, dalam Al Irwa
[6/203] Al Albani berkata: “hasan dengan keseluruhan jalannya”)
Dari hadits ini jelas mengisyaratkan bahwa aurat wanita adalah seluruh
tubuh kecuali wajah dan kedua telapak tangannya. Dengan demikian,
seorang wanita sebenarnya tidak dilarang menampilkan wajahnya termasuk
menjadikannya foto profil media sosial, dengan catatan, bahwa foto
tersebut tidak direkayasa atau tampil dengan dandanan menarik sehingga
menimbulkan unsur ketertarikan terhadap lawan jenis, tidak berpose dalam
gaya yang aneh-aneh atau cenderung menggoda, ataupun menampilkan bagian
tubuh yang menjadi auratnya.
2.Jangan menceritakan rahasia keluarga apalagi suami di media sosial
Bagi wanita yang telah berkeluarga, antara suami dan istri bagaikan
pakaian yang saling menutupi termasuk menutupi aib masing-masing.
Terkadang, seorang pengguna akun media sosial menulis status yang berisi
keluh kesah akan kondisi rumah tangganya, baik secara tersurat maupun
tersirat tanpa dia menyadari bahwa hal itu juga termasuk membuka aib
pasangannya sendiri. Jadi dalam hal ini, larangan semacam ini dapat
dibenarkan dan sudah semestinya setiap pengguna akun media sosial
termasuk kaum wanita, dapat menahan diri untuk tidak mengumbar rahasia
keluarga dan aib pasangannya di media sosial.
3.Jangan pamer anak, makanan, harta benda, dan lain-lain
Memamerkan sesuatu memiliki dua sisi, yang pertama sebagai wujud
kesyukuran dan yang kedua dapat menjadi wujud riya. Larangan ini muncul
barangkali karena kecenderungan kaum wanita untuk mengunggah apa saja
yang ia miliki ke media sosial sehingga menimbulkan keresahan bagi
pengguna yang lain. Misalnya saja, wanita yang kerap mengunggah foto
anaknya yang lucu dan menggemaskan, sehingga dapat menimbulkan perasaan
kurang nyaman bagi wanita lain yang belum juga dikaruniai anak meski
usia pernikahan sudah bertahun-tahun dan sebagainya.
Jadi, untuk
hal pamer-pameran di media sosial, ada baiknya kita meluruskan niat
terlebih dahulu, apakah unggahan tersebut kita lakukan dalam rangka
mensyukuri karunia-Nya ataupun karena menginginkan pujian orang lain
atas apa yang kita miliki. Cek lagi seberapa sering kita mengunggahnya
di media social, karena sesuatu yang dilakukan secara berlebihan,
seperti mengunggah foto anak kita hingga belasan kali sehari, hal ini
bisa saja menimbulkan rasa iri atau sedih pada wanita lain yang belum
juga dikaruniai momongan.
4.Jangan menyebar energi negatif dengan mengeluh di media sosial
Terkadang, persoalan hidup yang sedang dihadapi membuat seseorang butuh
tempat untuk mencurahkannya agar merasa lebih lapang. Dalam hal ini,
termasuk juga media sosial. Tetapi, mengingat media sosial adalah sarana
yang bisa diakses banyak orang, maka media sosial bukanlah pilihan yang
bijak untuk mencurahkan keluh kesah apalagi terkait masalah pribadi.
Kalaupun sudah tak tahan ingin mengeluh, tarik napas dalam-dalam, baca
istigfar di dalam hati, jika tak tahan juga, tulislah keluhan sobat
dalam ungkapan yang puitis, ataupun yang disertai harapan optimis agar
status sahabat Ummi di media sosial tidak lagi beraura negatif. Karena
energi negatif sangat mudah menular terutama di tempat-tempat “terbuka”
seperti di media social selain hal itu juga dapat membuka aib sahabat
Ummi sendiri.
5.Jangan fesbukan / twitteran!
Terakhir,
puncak dari keresahan beberapa pihak memunculkan larangan paling ekstrim
untuk wanita: jangan fesbukan / twitteran! Mungkin, dengan melihat
berbagai dampak negatif di atas hingga akhirnya terbitlah larangan ini.
Nah, dalam hal ini tentu saja kembali kepada diri sobat masing-masing
sebagai pengguna akun media sosial. Jika kita mampu bersikap bijak dan
menahan diri, tahu mana yang pantas untuk ditulis dan diunggah dan mana
yang tidak, atau lebih baik lagi jika kita bisa memanfaatkan media
sosial sebagai ladang dakwah atau menginspirasi orang lain misalnya,
tentu saja tidak ada alasan yang kuat bagi orang lain untuk melarang
kita menggunakan media sosial.
Tetapi jika media sosial justru
sering digunakan untuk melakukan keempat hal di atas, atau media social
berhasil melalaikan sobat dari ibadah dan kewajiban, dan yang lebih
fatal lagi, media sosial justru menjadi tempat sahabat Ummi untuk
berakrab ria dengan lawan jenis hingga melewati koridor yang wajar,
ataupun kerap menyindir dan mencerca pihak lain, maka larangan ini
sepertinya memang sangat layak untuk sobat jadikan alarm peringatan.
Referensi: dari berbagai sumber
Foto ilustrasi: google
Profil penulis:
Riawani Elyta. Ibu dari 3 anak. Lahir dan berdomisili di Tanjungpinang,
Kepulauan Riau. Telah menghasilkan belasan novel, buku duet non fiksi
dan antologi.
FB : Riawani Elyta
twitter : @RiawaniElyta
blog : www.riawanielyta. com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar