Kamis, 18 Juni 2015

sifat manusia

Tafsir Ibnu Katsir: Tadabbur Surah Al-Ma’aarij (QS. 70: 19-35)
Posted on March 4, 2014 by Setapak Langkah


Assalamu’alaikum. Bacaan Al-Qur’an kalian sudah sampai mana? Sudahkah sampai surah Al-Ma’arij? Kalau ia mari kita sama-sama menghayati surah ini, khususnya pada ayat 19 hingga ayat 35.
A’uudzu billaahi minasy syaithoonir rojiim.
Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. (QS. 70:19) Apabila ia ditimpa kesusahan, ia berkeluh kesah, (QS. 70:20) dan apabila ia mendapatkan kebaikan, ia amat kikir, (QS. 70:21) kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat, (QS. 70:22) yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya, (QS. 70:23) dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu, (QS. 70:24) bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta), (QS. 70:25) dan orang-orang yang mempercayai hari pembalasan, (QS. 70:26) dan orang-orang yang takut terhadap adzab Rabb-nya. (QS. 70:27) Karena sesungguhnya adzab Rabb mereka tidak dapat orang merasa aman (dari datangnya). (QS. 70:28) Dan orang-orang yang memelihara kemaluannya, (QS. 70:29) kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak-budak yang mereka miliki maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tidak tercela. (QS. 70:30) Barangsiapa mencari dibalik itu, maka mereka itulah orang-orang yang melampui batas. (QS. 70:31) Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya. (QS. 70:32) Dan orang-orang yang memberikan kesaksiannya. (QS. 70:33) Dan orang-orang yang memelihara shalatnya. (QS. 70:34) Mereka itu (kekal) di Surga lagi dimuliakan. (QS. 70:35)
Dalam catatan ini saya akan membagikan keterangan dari Tafsir Ibnu Katsir per ayat, semoga bermanfaat 
smile emotikon
Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. (QS. 70:19)
Allah SWT berfirman seraya menceritakan tentang manusia dan akhlak tercela yang diciptakan kepadanya.
Kemudian Dia menafsirkannya melalui firman-Nya ini,
Apabila ia ditimpa kesusahan, ia berkeluh kesah, (QS. 70:20)
Maksudnya, jika dia ditimpa oleh suatu hal yang menyusahkan, maka dia akan gusar dan mengeluh. Hatinya pun hancur karena rasa takut yang amat menyeramkan dan karena putus asa dari mendapatkan kebaikan,
dan apabila ia mendapatkan kebaikan, ia amat kikir, (QS. 70:21)
Maksudnya, jika dia mendapatkan kenikmatan dari Allah, maka dia sangat kikir memberikannya kepada orang lain dan menolak memberikan hak Allah dari nikmat yang didapatkannya tersebut.
Kemudian Allah SWT berfirman,
kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat, (QS. 70:22)
Yakni, manusia dengan beberapa sifat tercelanya, kecuali orang-orang yang dilindungi Allah dan diberi taufiq serta hidayah menuju kebaikan dan juga diberi kemudahan untuk mendapatkannya, mereka itulah orang-orang yang mengerjakan shalat.
yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya, (QS. 70:23)
Dari Ibnu Mas’ud, Masruq, dan Ibrahim an-Nakha’i, maksud dari ayat ini adalah mereka yang senantiasa memelihara waktu dan semua kewajiban shalat. Ada juga dari ‘Uqbah bin ‘Amr, yang menyatakan hal ini bermakna tenang dan khusyu’, seperti dalam QS. Al-Mu’minuun: 1-2. Oleh karena itu, di dalam shalat kita, kita diwajibkan untuk tuma’ninah.
dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu, (QS. 70:24) bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa,
Yakni, pada harta mereka terdapat bagianyang telah ditetapkan bagi orang-orang yang membutuhkan. Pembahasan tentang ini lebih jauh dapat di lihat dalam QS. Adz-Dzaariyaat.
dan orang-orang yang mempercayai hari pembalasan, (QS. 70:26)
Yakni, mereka meyakini hari kebangkitan, hisab, dan pembalasan. Mereka mengerjakan amal orang-orang yang mengharapkan pahala dan takut akan hukuman.
Oleh karena itu, Allah SWT berfirman pada ayat selanjutnya:
dan orang-orang yang takut terhadap adzab Rabb-nya. (QS. 70:27)
Yakni, mereka takut dan khawatir.
Karena sesungguhnya adzab Rabb mereka tidak dapat orang merasa aman (dari datangnya). (QS. 70:28)
Yakni, tidak ada seorang pun dari orang-orang yang memahami perintah Allah yang merasa aman dari siksa itu kecuali yang mendapatkan pengamanan dari Allah.
Dan orang-orang yang memelihara kemaluannya, (QS. 70:29)
Yakni, menjaganya dari hal-hal yang haram dan menghindarkan untuk meletakkannya tidak pada apa yang diizinkan oleh Allah.
Oleh karena itu Allah SWT berfirman:
kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak-budak yang mereka miliki maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tidak tercela. (QS. 70:30)
Penafsiran ayat ini telah diberikan di awal surah Al-Mu’minuun.
Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya. (QS. 70:32)
Maksudnya, jika mereka dipercaya maka mereka tidak berkhianat. Jika berjanji, mereka tidak pernah mengingkari. Dan inilah sifat orang-orang Mukmin, sedang kebalikannya adalah sifat-sifat orang munafik.
Dan orang-orang yang memberikan kesaksiannya. (QS. 70:33)
Yakni, orang-oramg yang senantiasa menjaga kesaksiaannya, tidak memberikan tambahan atau pengurangan padanya serta tidak pula menyembunyikannya (lihat juga QS. Al-Baqarah: 283).
Dan orang-orang yang memelihara shalatnya. (QS. 70:34)
Yakni, selalu memelihara waktu, rukun, hal-hal wajib shalat, dan sunnah-sunnahnya.
Dimana Allah SWT mengawali firmannya dengan menyebut shalat dan mengakhirinya dengan uraian tentang shalat juga. Dan itu menunjukkan perhatian terhadap shalat, serta isyarat akan kemuliaannya, sebagaimana terdapat dalam surah Al-Mu’minuun: 10-11.
Mereka itu (kekal) di Surga lagi dimuliakan. (QS. 70:35)
Yakni, dimuliakan dengan berbagai macam kenikmatan dan kesenangan.
Selesai~
Demikian apa yang dapat saya bagikan disini, selengkapnya adalat dilihat di Tafsir Ibnu Katsir Juz 10, hal. 109-124.
Salam,
Yang Perlu Dinasihati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar