Saudaraku…,
Kesendirian sang pohon pada
foto di atas, seolah telah mengingatkan kita akan perjalanan hidup kita di
dunia ini hingga yaumul hisab (hari perhitungan / penghakiman amal baik dan
amal buruk kita).
Saudaraku…,
Saat hendak menapakkan kaki
di muka bumi ini, kita telah melaluinya dalam kesendirian kita di dalam rahim
sang bunda. Saat terlahir di muka bumi ini, kita disambut dengan senyum
kebahagiaan orang-orang tercinta. Untuk kemudian berangsur-angsur tumbuh menuju kedewasaan, menjalani
kehidupan ditengah-tengah masyarakat, hingga akhirnya kita harus sendirian lagi
saat hendak meninggalkan bumi ini, yaitu saat kita menghadapi sakaratul maut.
Dan pada saat-saat kritis seperti ini (saat-saat menjelang
ajal tiba, saat kita sedang menghadapi sakaratul maut),
orang-orang yang kita cintai yang selama ini telah banyak mengisi lembaran
perjalanan hidup kita, ternyata tidak bisa berbuat apa-apa. Mereka semua itu, hanya
bisa membiarkan kita sendirian menghadapi sakaratul maut yang demikian
mengerikan. Pada saat-saat kritis seperti ini, mereka hanya mampu mendo’akan
kita. Tidak lebih dari itu.
Pada
tahapan selanjutnya, yaitu pada saat kita benar-benar harus
meninggalkan dunia ini untuk selama-lamanya (saat kita
telah tutup usia), kita juga akan melaluinya dalam kesendirian kita. Orang-orang
yang kita cintai yang selama ini telah banyak mengisi lembaran perjalanan hidup
kita, ternyata hanya akan mengantarkan kita ke liang lahat. Mereka semua itu
akan terhenti sampai di sini saja. Tak mungkin mereka (orang-orang yang kita
cintai itu) menemani kita sampai di liang lahat. Begitu prosesi pemakaman
selesai, mereka akan segera meninggalkan kita sendirian di liang lahat.
Saudaraku…,
Setelah fase kebangkitan
makhluk dari alam kubur, maka kita akan memasuki fase berikutnya di Padang Mahsyar.
Pada hari itu, kita akan dikumpulkan bersama dengan seluruh umat manusia (dan
tidak ketinggalan seorangpun) sebagaimana penjelasan Al Qur’an dalam surat Al Baqarah ayat 148, surat Huud ayat 103 serta
surat Al Kahfi ayat 47 berikut ini:
...
أَيْنَ مَا تَكُونُواْ يَأْتِ بِكُمُ اللّهُ جَمِيعاً إِنَّ اللّهَ عَلَى كُلِّ
شَيْءٍ قَدِيرٌ ﴿١٤٨﴾
”... Di mana saja kamu berada pasti Allah akan
mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa
atas segala sesuatu”. (QS. Al Baqarah. 148).
إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَةً لِّمَنْ خَافَ عَذَابَ
الآخِرَةِ ذَلِكَ يَوْمٌ مَّجْمُوعٌ لَّهُ النَّاسُ وَذَلِكَ يَوْمٌ مَّشْهُودٌ
﴿١٠٣﴾
”Sesungguhnya pada yang demikian
itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang takut kepada azab
akhirat. Hari kiamat itu adalah suatu hari yang semua manusia dikumpulkan untuk
(menghadapi)-nya, dan hari itu adalah suatu hari yang disaksikan (oleh segala
makhluk”). (QS. Huud. 103).
وَيَوْمَ نُسَيِّرُ الْجِبَالَ وَتَرَى الْأَرْضَ بَارِزَةً
وَحَشَرْنَاهُمْ فَلَمْ نُغَادِرْ مِنْهُمْ أَحَداً ﴿٤٧﴾
“Dan (ingatlah) akan hari
(yang ketika itu) Kami perjalankan gunung-gunung dan kamu akan melihat bumi itu
datar dan Kami kumpulkan seluruh manusia, dan tidak Kami tinggalkan seorangpun
dari mereka”. (QS. Al Kahfi. 47).
Satu hal
yang harus kita perhatikan, bahwa meskipun pada hari itu kita dikumpulkan
bersama dengan seluruh umat manusia (dan tidak ketinggalan seorangpun)
sebagaimana penjelasan ketiga ayat tersebut, namun pada hakekatnya kita
tetaplah sendirian (sendiri-sendiri), yaitu datang menghadap kepada Allah
dengan sendiri-sendiri untuk mempertanggung-jawabkan semua perbuatan kita
sendiri-sendiri sebagaimana penjelasan Al Qur’an surat
Maryam ayat 95 berikut ini:
وَكُلُّهُمْ آتِيهِ
يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَرْداً ﴿٩٥﴾
“Dan
tiap-tiap mereka akan datang kepada Allah pada hari kiamat dengan
sendiri-sendiri”. (QS. Maryam. 95).
Saudaraku…,
Setelah kita berada di Padang
Mahsyar, maka selanjutnya kita semua akan dihisab satu persatu.
إِنَّ إِلَيْنَا إِيَابَهُمْ ﴿٢٥﴾ ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا
حِسَابَهُمْ ﴿٢٦﴾
”Sesungguhnya kepada Kami-lah
kembali mereka,” (QS. Al Ghaasyiyah. 25). ” kemudian sesungguhnya kewajiban Kami-lah menghisab
mereka.”. (QS. Al Ghaasyiyah. 26).
-----
Saudaraku…,
Demikianlah
sekilas perjalanan hidup kita mulai saat hendak menapakkan kaki
di muka bumi ini hingga yaumul hisab nantinya. Dan jika kita cermati lebih jauh
lagi, ternyata hanya sebagian kecil dari perjalanan tersebut yang kita lalui
bersama-sama dengan orang-orang yang kita cintai, kerabat kita, sahabat-sahabat
kita, serta masyarakat lainnya. Yaitu saat kita menjalani kehidupan di alam dunia yang
teramat singkat ini.
وَيَوْمَ يَحْشُرُهُمْ كَأَن لَّمْ يَلْبَثُواْ إِلاَّ
سَاعَةً مِّنَ النَّهَارِ يَتَعَارَفُونَ بَيْنَهُمْ قَدْ خَسِرَ الَّذِينَ
كَذَّبُواْ بِلِقَاء اللّهِ وَمَا كَانُواْ مُهْتَدِينَ ﴿٤٥﴾
“Dan (ingatlah) akan hari
(yang di waktu itu) Allah mengumpulkan mereka, (mereka merasa di hari itu)
seakan-akan mereka tidak pernah berdiam (di dunia) hanya sesaat saja di siang
hari (di waktu itu) mereka saling berkenalan. Sesungguhnya rugilah orang-orang
yang mendustakan pertemuan mereka dengan Allah dan mereka tidak mendapat
petunjuk”. (QS. Yunus. 45).
Sedangkan sebagian besar dari
perjalanan yang teramat panjang itu, ternyata harus kita lalui sendirian. Maka...,
Sudahkah kita menyadarinya? Dan mempersiapkan diri untuk menghadapinya?
Semoga bermanfaat…!
NB.
*) Tiada maksud lain dalam
tulisan itu, selain mengajak kita untuk bersama-sama berbuat kebaikan
sebanyak-banyaknya selama masa hidup kita di dunia yang teramat singkat ini
sebagai bekal kita saat menghadap kepada-Nya. Sebaliknya,
jangan sampai kita luangkan sedikitpun waktu yang tersisa ini untuk bersantai,
apalagi sampai bermaksiat kepada-Nya.
**) Sumber foto: http://billofthebirds.blogspot.com/2009/11/friday-haiku.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar